Tukung Ritan Menjaga Budaya Lewat Festival Mecaq Undat

Kamis, 1 Mei 2025 07:05 WITA

KURAWAL.ID,TENGGARONG – Di tengah terpencilnya Kecamatan Tabang, Desa Tukung Ritan menunjukkan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga bisa digerakkan dari desa sendiri.

Festival Mecaq Undat yang digelar pada 1–5 Mei 2025 menjadi bukti konkret bagaimana semangat, inisiatif, dan kemandirian desa bisa melahirkan event budaya yang menggugah dan sarat makna.

Berbekal Dana Desa (APBDes) sebesar Rp100 juta dan sinergi dengan 26 perusahaan sekitar melalui pengajuan proposal, panitia berhasil menghimpun total anggaran sekitar Rp350 juta.

Kepala Desa Tukung Ritan, Ubang Ului, menyebut persiapan dilakukan dengan serius, melibatkan tokoh adat dan masyarakat, untuk memastikan substansi festival tetap mengakar pada nilai-nilai lokal.

“Festival ini bukan sekadar tontonan, tapi simbol komitmen kami menjaga jati diri budaya di tengah modernisasi,” ujarnya, Kamis (1/5/2025).

Festival ini tak hanya menampilkan atraksi budaya seperti menyumpit dan tari-tarian dari berbagai kelompok usia, tapi juga memuat ritual sakral seperti “numbuk beras”, yang digelar di Lamin Biok sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, sekaligus penutup acara.

Keterlibatan warga lintas generasi menjadikan festival ini sarana pewarisan budaya yang hidup dan menyentuh.

Plt. Kabid Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, mengakui peran Dispar Kukar masih terbatas dalam festival ini, terutama dalam hal promosi digital dan dokumentasi.

Namun, menurutnya, kemandirian desa semacam ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh oleh desa-desa lain.

“Jumlah desa di Kukar sangat banyak, dan anggaran dinas terbatas. Maka kami dorong desa untuk memberdayakan Dana Desa dan menggandeng perusahaan lewat CSR. Tukung Ritan sudah membuktikan hal itu,” ujarnya.

Walau pelibatan UMKM masih belum maksimal, partisipasi pelaku usaha kecil yang menjajakan kuliner dan kerajinan lokal tetap memberikan warna tersendiri.

Ke depan, potensi ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan lebih luas.
Festival Mecaq Undat tahun ini bukan sekadar perayaan, melainkan refleksi tentang bagaimana sebuah desa bisa berdiri di garda depan pelestarian budaya.

Di tengah keterbatasan akses dan infrastruktur, Tukung Ritan justru muncul sebagai pionir—menyalakan obor semangat agar desa-desa lain di Kukar bisa mengembangkan budaya lokal secara mandiri dan berkelanjutan. (*)

Bagikan:
Berita Terkait