KURAWAL.ID, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar terus berupaya mengembangkan potensi wisata perkotaan dengan sentuhan modern dan edukatif.
Salah satu titik yang kini masuk dalam rencana pengembangan adalah Jam Bentong, landmark ikonik yang terletak di antara Menara Tuah Himba, Taman Kota Raja, dan Jembatan Kutai Kartanegara.
Jam Bentong yang dulunya hanya dikenal sebagai titik foto dan pusat informasi pariwisata Kukar kini sedang diproyeksikan menjadi Museum Digital, sebuah ruang edukasi interaktif yang memadukan teknologi visual dengan sejarah dan budaya lokal.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dispar Kukar, Ivan Ahmad, menyatakan bahwa inisiatif ini telah dirancang sejak beberapa tahun lalu, namun kini mulai diprioritaskan sebagai bagian dari transformasi wajah wisata Kota Raja.
“Jam Bentong itu dulunya menjadi pusat informasi wisata bagi turis, terutama pada tahun 2017 hingga 2019. Sekarang, kita ingin naikkan levelnya, bukan sekadar pusat informasi, tapi kita jadikan Museum Digital yang menghadirkan pengalaman baru bagi pengunjung,” katanya, Selasa (22/4/2025).
Museum Digital yang direncanakan akan hadir di Jam Bentong ini akan menampilkan konten multimedia interaktif, mulai dari peta digital destinasi Kukar, tampilan visual sejarah kerajaan Kutai, hingga cerita tokoh-tokoh lokal yang menginspirasi.
Teknologi seperti augmented reality (AR), QR code, dan touchscreen panel akan digunakan untuk memberikan pengalaman edukatif yang menarik bagi wisatawan generasi baru, khususnya kalangan muda.
Tidak hanya itu, Dispar Kukar juga berencana memanfaatkan ruangan yang berada di bawah Jembatan Kutai Kartanegara sebagai bagian dari kawasan wisata edukatif tersebut.
Ruangan itu akan diubah menjadi Museum Jembatan, yang secara khusus mengisahkan sejarah pembangunan dan peristiwa runtuhnya Jembatan Kukar pada tahun 2011, sebuah tragedi besar yang menjadi catatan sejarah penting di Kukar.
“Di bawah jembatan itu ada ruangan yang bisa dioptimalkan. Kita rencanakan untuk menampilkan dokumentasi dan informasi detail tentang Jembatan Kukar, termasuk konstruksi awal, penyebab runtuhnya, hingga proses rekonstruksi. Ini penting untuk pembelajaran dan refleksi bersama,” jelas Ivan Ahmad.
Konsep wisata edukatif berbasis teknologi ini selaras dengan visi Kukar sebagai Destinasi Idaman yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman wisata yang berwawasan dan relevan dengan perkembangan zaman.
Dengan penataan yang matang, kawasan sekitar Jam Bentong akan menjadi ruang publik yang dinamis, menyatu dengan taman, sungai, dan jalur pedestrian.
Ivan Ahmad juga berharap kehadiran Museum Digital dan Museum Jembatan ini dapat memperkaya daya tarik Kota Tenggarong sebagai pintu masuk utama wisata Kukar, sekaligus meningkatkan durasi kunjungan wisatawan.
“Target kami, wisatawan yang datang ke Tenggarong tidak hanya sekadar singgah atau berfoto, tapi juga membawa pulang pengetahuan dan pengalaman yang berkesan. Ini yang ingin kita bangun melalui revitalisasi Jam Bentong,” ujarnya.
Saat ini, Dispar Kukar tengah menyusun proposal pengembangan serta mencari kolaborasi dengan pihak swasta dan komunitas kreatif untuk memperkaya konten museum digital.
Termasuk melibatkan seniman lokal, sejarawan, dan pelaku wisata dalam proses kurasi konten agar nilai-nilai lokal tetap menjadi inti dari pengalaman yang disajikan.(*)