Kurawal.id, Tenggarong – Di tengah rutinitas pelayanan publik dan dinamika pembangunan daerah, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), menghadirkan sebuah gerakan pembinaan rohani yang berbeda.
Bertajuk “Ayo Kita Mengaji”, program ini menjadi ruang reflektif bagi aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai latar agama untuk mengisi hari dengan nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan kitab suci masing-masing.
Digagas sejak awal 2024, gerakan ini tak hanya diperuntukkan bagi umat Muslim, tetapi juga mendorong pegawai non-Muslim untuk turut membaca kitab suci mereka setiap hari Jumat pagi, sebelum aktivitas pelayanan dimulai.
Plt Camat Kota Bangun, Abdul Karim, menyampaikan bahwa “Ayo Kita Mengaji” bukan sekadar program seremonial keagamaan, tetapi bentuk pembinaan karakter dan integritas ASN agar tetap berakar pada nilai-nilai moral.
“Kami ingin aparatur yang bukan hanya cerdas secara teknis, tapi juga sehat jiwanya. Karena pelayanan publik yang baik dimulai dari pribadi yang jujur, tenang, dan berakhlak,” ujarnya, Jumat (14/3/2025).
Program ini dilakukan rutin di halaman Kantor Camat atau ruangan khusus, dengan suasana khusyuk namun terbuka.
Masing-masing kelompok agama diberikan ruang untuk membaca dan merenungi isi kitab suci, baik Alquran, Alkitab, maupun kitab suci lainnya.
“Kita tidak membedakan siapa membaca kitab apa. Intinya adalah menghidupkan suasana kerja yang damai, saling menghargai, dan saling menguatkan,” tambahnya.
“Ayo Kita Mengaji” juga diyakini menjadi penyegar batin di tengah beban tugas pelayanan yang kompleks.
Banyak ASN yang mengaku merasa lebih tenang dan fokus setelah mengikuti program ini secara konsisten.
Selain itu, gerakan ini turut menginspirasi desa-desa di Kecamatan Kota Bangun untuk membuat gerakan serupa di tingkat lokal.
Sejumlah kepala desa mulai mengadopsi konsep ini, mengajak stafnya untuk membaca kitab suci setiap pekan sebagai bagian dari pembinaan moral aparatur desa.
“Kami ingin bukan hanya melayani warga, tapi juga memberi teladan. ASN harus jadi contoh dalam menjaga nilai-nilai hidup yang baik,” tegas Abdul.
Dalam waktu dekat, Kecamatan Kota Bangun berencana mengembangkan program ini menjadi platform lintas generasi, dengan melibatkan pelajar dan remaja melalui kerja sama dengan sekolah dan organisasi keagamaan setempat.
“Kami percaya, spiritualitas bukan hal yang kaku. Ia bisa menjadi energi positif untuk membangun masyarakat yang harmonis, saling menghargai, dan kuat dari dalam,” tutup Abdul.