KURAWAL.ID, TENGGARONG – Di balik rindangnya hutan Kalimantan dan luasnya bentang alam Kecamatan Tabang, tersembunyi potensi wisata luar biasa yang belum banyak dikenal dunia luar. Namun, menjadikan Tabang sebagai destinasi wisata bukan pekerjaan mudah.
Inilah tantangan nyata yang kini dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Dispar Kukar).
Komitmen ini tak lepas dari visi Bupati Kukar Edi Damansyah yang ingin melihat Tabang tak lagi dikenal semata sebagai kawasan pelosok, tapi sebagai permata baru pariwisata Kukar. Untuk mewujudkan itu, Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, turun langsung menata langkah.
“Kami sedang membenahi dan menginventarisasi seluruh potensi wisata yang ada di Tabang. Tidak hanya yang sudah dikenal, tapi juga lokasi-lokasi tersembunyi yang bisa dikembangkan,” ungkap Arianto, Selasa (29/4/2025).
Luas wilayah Kukar yang mencapai lebih dari 27 ribu kilometer persegi, di mana 60 persen-nya masih berupa hutan, menjadikan pekerjaan ini seperti menyusun peta harta karun.
Sebab di balik lebatnya pepohonan dan sunyinya lembah, tersimpan air terjun, sungai, goa, dan bukit yang menanti untuk dijelajahi wisatawan.
“Tidak mudah memang, tetapi kami tidak sendiri. Kami mengajak masyarakat, komunitas lokal, dan generasi muda untuk ikut serta memetakan potensi desanya,” lanjutnya.
Semangat dari masyarakat pun mulai terlihat nyata. Desa Pela, Muara Enggelam, Kedang Ipil, dan sejumlah desa lainnya di Kukar telah lebih dulu menjadi pionir desa wisata.
Mereka membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), membenahi kampungnya, mengembangkan paket wisata, dan menyambut wisatawan dengan hangat.
“Pokdarwis ini luar biasa. Mereka menggerakkan roda ekonomi lokal tanpa meninggalkan akar budaya,” puji Arianto.
Desa-desa ini bukan hanya mempromosikan destinasi, tapi juga menjadikan pariwisata sebagai jalan menuju kesejahteraan. UMKM hidup, pemuda terlibat, dan desa mendapatkan penghasilan tambahan yang dulunya tak terbayangkan.
Kini, Tabang diharapkan menjadi bintang baru dalam jajaran destinasi wisata Kukar. Namun Arianto mengakui, tantangan utama tetap pada akses, infrastruktur, dan fasilitas pendukung.
Untuk itu, secara bertahap, pembenahan terus dilakukan—mulai dari jalan, penginapan, hingga penyediaan sarana dasar di calon desa wisata.
“Kami ingin suatu hari nanti, wisatawan bisa datang ke desa wisata di Tabang dan betah berlama-lama. Menginap, menyelam dalam budaya, dan menikmati alamnya yang luar biasa,” ujarnya.
Lebih jauh, pengembangan wisata ini juga menjadi bagian dari transformasi ekonomi Kukar.
Jika selama ini pendapatan daerah bergantung pada minyak dan sumber daya alam, maka kini pariwisata dan ekonomi kreatif disiapkan menjadi tulang punggung baru Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita tidak bisa bergantung selamanya pada SDA. Pariwisata adalah sektor masa depan. Dan kami yakin, Tabang bisa menjadi bagian penting dari masa depan itu,” pungkas Arianto.
Dengan semangat kolaborasi, dukungan masyarakat, dan langkah-langkah nyata dari Dispar Kukar, Tabang tak lagi sekadar wilayah jauh di pedalaman. Ia kini sedang bersiap menjadi wajah baru Kukar di panggung pariwisata Kalimantan Timur. (*)