Dewi Belai dari Desa Batuah, Elai Jadi Mahkota Baru Pariwisata Kukar

Kamis, 17 April 2025 12:47 WITA

KURAWAL.ID, TENGGARONG – Di tengah hamparan tanah subur Kalimantan Timur, saat mentari pagi menyentuh daun-daun elai yang rindang, berdirilah sebuah harapan baru yang tengah tumbuh perlahan namun pasti.

Harapan itu bernama Desa Wisata Benua Elai, atau yang akrab disapa Dewi Belai—sebuah simbol kebangkitan ekonomi dan kebanggaan budaya dari Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.

Dalam kesederhanaan dan ketekunan warga desa, lahirlah konsep wisata berbasis komunitas yang tak hanya menjual pemandangan, tapi juga menjual cerita.

Dewi Belai bukan sekadar tempat berlibur, melainkan ruang hidup yang menawarkan pengalaman otentik, menyentuh akar kearifan lokal yang lama tersembunyi di balik rimbunnya kebun elai.

Buah elai, sang primadona dari desa ini, adalah sepupu dekat durian yang lebih lembut dalam cita rasa dan aroma.

Tidak sekuat durian, namun justru itulah keistimewaannya—aroma yang bersahabat dan daging buah yang padat dan manis.

Elai menjadi simbol keunikan yang hanya dimiliki Kalimantan Timur, dan di Desa Batuah, buah ini tumbuh bukan hanya di kebun, tapi juga dalam kenangan kolektif warganya.

“Buah elai adalah jantung desa kami. Dulu kami tanam untuk makan, sekarang kami tanam untuk masa depan,” ujar Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, Kamis (17/4/2025).

Desa Wisata Benua Elai dibangun di atas lahan seluas 12 hektare. Di sana tumbuh ratusan pohon elai yang menaungi dua kolam pemancingan besar dan dua kolam sedang.

Di sela-selanya, akan dibangun spot foto alami, gazebo untuk bersantai, dan dalam waktu dekat, sebuah pusat pelatihan budidaya elai yang diharapkan mampu menarik wisatawan edukatif dari luar daerah.

Namun yang paling penting, Dewi Belai dikelola bukan oleh investor besar, melainkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama masyarakatnya. Inilah wisata yang tidak hanya menghibur, tapi juga menghidupkan.

“Ini bukan milik pemerintah, bukan milik pribadi, ini milik warga Batuah. Kami berjuang bersama agar ekonomi desa tumbuh dari bawah, dari tangan sendiri,” lanjut Rasyid.

Ke depan, pihak desa akan menggandeng pihak swasta agar pengembangan wisata bisa dipercepat tanpa kehilangan jati diri. Sebab yang ditawarkan Dewi Belai bukan hanya buah elai, tetapi pengalaman desa yang autentik dan menyegarkan.

Tak hanya elai, Batuah juga dikenal dengan buah mandong—persilangan alami antara elai dan durian. Rasanya mirip durian, tapi tak menyengat. Dagingnya lembut, warnanya menggoda.

Bagi pecinta durian yang ingin rasa tanpa aroma menyengat, mandong adalah jawabannya. Di sini, buah-buahan bukan hanya hasil bumi, tapi juga bagian dari identitas.

“Kalau mau makan elai sampai puas, ke sinilah tempatnya,” kata Rasyid sambil tersenyum. Sebuah mimpi yang kini mulai menjelma jadi kenyataan, ketika desa, buah, dan wisata bertaut menjadi satu kisah indah di tengah hutan Kalimantan. (*)

*Caption: Desa Wisata Benua Elai atau disingkat Dewi Belai. Wisata perkebunan buah elai yang menjadi ciri khas pulau Kalimantan ini terletak di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.(*)

Bagikan:
Berita Terkait