Kurawal.id, Tenggarong– Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tahun 2025.
Penunjukan ini disambut dengan antusias oleh seluruh elemen masyarakat sebagai momentum memperkuat budaya gotong royong yang telah mengakar kuat di wilayah tersebut.
Camat Kota Bangun, Abdul Karim, menyatakan bahwa penunjukan ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.
Ia memastikan pihak kecamatan telah memulai berbagai persiapan agar agenda tahunan ini berjalan sukses dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Penunjukan Kota Bangun sebagai pusat kegiatan BBGRM ke-22 adalah kehormatan bagi kami. Ini bukti bahwa semangat gotong royong masih hidup dan kuat di tengah masyarakat,” ujar Karim, Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, gotong royong bukan hal baru di Kota Bangun. Warga terbiasa melakukan kerja bakti untuk memperbaiki jalan, membangun sarana ibadah, membersihkan lingkungan, hingga membantu tetangga dalam kegiatan sosial.
“BBGRM bukan sekadar seremoni. Ini adalah wadah untuk menguatkan jalinan sosial dan kebersamaan,” tegasnya.
Tarmizi (48), Ketua RT di salah satu desa yang terlibat dalam kegiatan ini, mengungkapkan bahwa semangat gotong royong sudah menjadi budaya turun-temurun di desanya.
“Warga kami terbiasa turun tangan. Kalau ada jalan berlubang, kami swadaya tambal. Kalau BBGRM nanti bisa tambah semangat kebersamaan, kami sangat antusias,” ujarnya.
Sementara itu, Nur Aini (36), anggota PKK Desa Loleng, berharap agar kegiatan BBGRM juga menyentuh aspek pemberdayaan, khususnya bagi perempuan dan anak muda.
“Kami ingin ada pelatihan untuk ibu-ibu, seperti pengolahan makanan atau kerajinan. Jadi gotong royong tidak hanya urusan fisik, tapi juga ekonomi keluarga,” katanya.
Andi Saputra (22), pemuda dari Desa Pela, melihat BBGRM sebagai peluang untuk mengajak lebih banyak anak muda ikut serta dalam kegiatan sosial.
“Anak muda butuh ruang untuk ikut terlibat. Kalau bisa, BBGRM juga diisi kegiatan seperti lomba kebersihan antar-RT, literasi digital, atau kelas kreatif. Jadi lebih variatif dan menyenangkan,” usul Andi.
Pemerintah Kecamatan Kota Bangun telah melakukan koordinasi lintas desa dan lembaga masyarakat dalam menyusun agenda BBGRM.
Mulai dari aksi bersih lingkungan, pengecatan fasilitas umum, perbaikan infrastruktur kecil, hingga pasar rakyat dan layanan sosial terpadu akan menjadi bagian dari kegiatan utama.
“Kami tidak ingin hanya menjadi tuan rumah seremoni. Yang penting adalah dampak berkelanjutan dari kegiatan ini,” kata Camat Karim.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk memastikan semangat gotong royong terus hidup, terutama dalam menghadapi tantangan pembangunan di tengah keterbatasan anggaran.
“Kalau semua bergerak bersama, maka sekecil apapun upaya akan terasa dampaknya. Gotong royong adalah energi sosial yang harus kita jaga,” tutup Karim.
Dengan keterlibatan aktif warga dari berbagai kalangan, BBGRM ke-22 di Kecamatan Kota Bangun tak hanya akan menjadi ajang tahunan, tetapi juga momentum memperkuat solidaritas sosial, dan menumbuhkan partisipasi masyarakat. (*)