Kurawal.id, Tenggarong– Jika Italia punya Venesia, Kutai Kartanegara punya Muara Muntai. Di kecamatan Muara Muntai kini hadir sebuah pengalaman wisata unik yang tak banyak dijumpai di daerah lain: berkeliling danau dan sungai menggunakan kapal wisata lokal.
Pemerintah Kecamatan yang kawasannya terkenal dengan jembatan kayu panjang ini tengah gencar menjadikan sektor pariwisata sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Mengandalkan potensi Danau Batu Bumbun, kawasan ini menyuguhkan keindahan alam air yang tenang, berpadu dengan aktivitas masyarakat yang khas—mulai dari lalu-lalang perahu warga, rumah panggung di tepian danau, hingga budaya kuliner sungai yang autentik.
Camat Muara Muntai, Mulyadi, menyampaikan bahwa kini BUMDes dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan wisata, salah satunya melalui inovasi kapal wisata yang kini menjadi daya tarik favorit wisatawan.
“Kami ingin wisata Muara Muntai punya ciri khas. Maka kami dorong wisata air sebagai ikon. Wisatawan bisa menyusuri danau, melihat kampung dari sisi air, bahkan menikmati makan siang di atas kapal sambil mendengarkan musik tradisional,” ujarnya, Jumat (4/4/2025).
Pengalaman ini jauh dari kesan wisata biasa. Wisatawan akan diajak menyusuri danau dengan kapal kayu khas Mahakam yang telah dimodifikasi nyaman untuk penumpang.
Di sepanjang rute, pengunjung bisa menikmati panorama rawa, aktivitas nelayan, burung air liar, hingga spot-spot fotografi yang instagramable.
Tak berhenti di situ, paket wisata juga dilengkapi kuliner khas seperti ikan saluang goreng, sambal jengkol, hingga kue-kue tradisional yang disajikan langsung oleh warga.
Sementara itu, pemandu wisata lokal memberikan cerita-cerita menarik soal sejarah dan kehidupan masyarakat tepian danau.
“Wisata ini bukan hanya untuk menikmati pemandangan, tapi untuk menyelami kehidupan kami. Inilah Muara Muntai—hidup di atas air, makan dari air, dan kini membangun dari air,” tambah Mulyadi.
Namun, di balik potensi besar tersebut, tantangan tak bisa dihindari. Infrastruktur pendukung seperti dermaga, jalan akses, serta promosi digital masih menjadi PR besar.
Oleh karena itu, Kecamatan Muara Muntai membuka peluang kerja sama dengan investor dan berharap dukungan penuh dari Pemkab Kukar untuk mengakselerasi pengembangan wisata air ini.
“Kami butuh dukungan serius. Tapi yang paling penting, masyarakat kami sudah siap. Mereka kreatif, ramah, dan terbuka pada perubahan,” ujar Mulyadi optimistis.
Kini, setiap akhir pekan, tawa wisatawan kerap terdengar di perairan Muara Muntai. Dengan semangat gotong royong dan kearifan lokal, Kecamatan ini membuktikan bahwa untuk menjadi destinasi unggulan, tidak perlu meniru tempat lain—cukup menggali dan mencintai keunikan sendiri. (*)