Digandrungi Turis Asing, Harga Trip Susur Danau dan Biaya Penginapan di Desa Pela Kukar

Kamis, 24 April 2025 06:08 WITA

KURAWAL.ID, TENGGARONG – Desa Pela, sebuah desa wisata di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, kembali mencuri perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, selama momen libur Lebaran 2025.

Desa yang berada di tepian Danau Semayang ini terkenal dengan pesona alamnya yang memukau, keramahan masyarakatnya, serta keberadaannya sebagai habitat mamalia langka: pesut Mahakam.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pela, Alimin, menyebutkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan melonjak signifikan selama masa libur Lebaran. Tidak hanya wisatawan dari Balikpapan, Tenggarong, dan Samarinda, bahkan turis asal Jerman turut menyambangi destinasi ini.

“Selama Lebaran, jumlah kunjungan meningkat pesat. Hari pertama Lebaran sekitar 200-300 orang, dan kini sudah lebih dari 500 pengunjung yang datang tiap harinya,” kata Alimin, Kamis (24/4/2025).

Salah satu daya tarik utama Desa Pela adalah trip susur danau dan sungai. Para pengunjung dapat menyeberang dari Desa Liang Ulu ke Pela menggunakan kapal fery berkapasitas 20 orang atau longboat untuk rombongan kecil.

Perjalanan menyusuri danau yang tenang dengan latar belakang hutan rawa dan langit terbuka menjadi pengalaman yang mengesankan—terutama ketika keberuntungan berpihak dan pengunjung dapat menyaksikan pesut Mahakam berenang di permukaan.

Harga trip susur danau cukup bervariasi, tergantung moda dan rute. Untuk perjalanan pulang-pergi dengan kapal, dikenakan tarif sekitar Rp400 ribu per kapal, sedangkan bagi pengunjung yang membawa kendaraan motor langsung ke Pela, tarifnya lebih terjangkau, yakni Rp200 ribu per unit.

“Biasanya mereka memilih trip yang ada panggung terapung di danau, di depan desa. Spot itu jadi favorit untuk melihat matahari terbenam,” ujar Alimin.

Tak hanya menawarkan keindahan alam, Desa Pela juga menyediakan homestay bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman bermalam di lingkungan masyarakat lokal.

Biaya menginap sebesar Rp200 ribu per malam per orang, sudah termasuk tiga kali makan dengan sajian khas lokal seperti ikan saluang goreng, sambal rimbang, dan sayur asam.

“Homestay ini banyak diminati wisatawan dari Balikpapan dan Samarinda. Ada juga yang dari luar Kalimantan yang penasaran tinggal di rumah kayu tradisional di pinggir danau,” jelasnya.

Fasilitas lainnya yang tak kalah menarik adalah Museum Nelayan, yang menyimpan berbagai peralatan tangkap tradisional serta cerita panjang kehidupan masyarakat nelayan di Danau Semayang. Pengunjung juga bisa menyewa sepeda wisata untuk menjelajah desa, terutama di area jembatan ulin yang menjadi ikon lokal.

Meski demikian, Alimin mengungkapkan bahwa pengembangan wisata di Pela masih menghadapi tantangan, terutama terkait keterbatasan infrastruktur dan promosi.

Ia berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata Kukar, dapat lebih aktif mendukung upaya masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata desa.

“Kami sudah siapkan proposal untuk peningkatan sarana, seperti jalur sepeda, penerangan dermaga, hingga pengadaan alat keselamatan kapal. Harapan kami bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah demi kemajuan Desa Pela sebagai destinasi unggulan Kukar,” pungkasnya.

Dengan potensi alam dan budaya yang dimiliki, serta antusiasme masyarakat dalam mengembangkan pariwisata berbasis komunitas, Desa Pela perlahan tapi pasti menapaki jalur sebagai destinasi wisata andalan di Kukar yang digandrungi tidak hanya oleh pelancong lokal, tetapi juga turis dari berbagai penjuru dunia. (*)

Bagikan:
Berita Terkait